Senin, 29 Juni 2009

PERAN PERAWAT

Ada dua persepsi berbeda yang cukup menarik ketika kita mendengar ungkapan atau semboyan “Menuju Indonesia Sehat 2010”, pertama adalah jelas bahwa di tahun 2010 diharapkan mayoritas penduduk Indonesia berada pada kondisi sehat dalam konteks kesehatan pada umumnya baik lahir maupun batin, dan kedua adalah di tahun 2010 nanti Negara Kesatuan Republik Indonesia menjadi sebuah negara yang sehat dan kuat sehingga dapat melindungi dan mensejahterakan seluruh penduduknya dalam pemenuhan hak-hak Sipol (sipil dan politik) dan juga hak-hak Ekosob (ekonomi, sosial, dan budaya), namun para perawat di Indonesia tetap dapat berperan sesuai dengan kompetensi yang dimiliki walau apapun persepsinya, namun dalam tulisan ini saya akan lebih banyak membahas peran perawat dari perspektif yang pertama yaitu dalam konteks kesehatan dan ilmu keperawatan.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai peran perawat menuju Indonesia yang sehat, sangat baik bila kita lebih dulu mengetahui definisi dari sehat itu sendiri. Setiap individu memiliki pengertian dan persepsi yang berbeda mengenai sehat. Pada masa lalu sebagian besar individu dan masyarakat memandang kesehatan yang baik atau kesejahteraan sebagai suatu kondisi kebalikan dari penyakit atau kondisi tidak adanya penyakit (Potter dan Perry, 1997). Namun dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan kompleksnya pemahaman tentang kesehatan dengan berbagai pendekatan, saat ini pengertian sehat mulai dipandang dengan perspektif yang semakin luas. Aspek sehat menjadi lebih luas antara lain dengan memasukkan elemen-elemen seperti rasa memiliki kekuasaan, hubungan kasih sayang, semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, rasa berarti dalam hidup, atau tingkat kemandirian tertentu (Haber, 1994).
Neuman (1990) berpendapat bahwa “sehat dalam suatu rentang adalah tingkat sejahtera klien pada waktu tertentu, yang terdapat dalam rentang dari kondisi sejahtera yang optimal, dengan energi yang paling maksimum, sampai kondisi kematian, yang menandakan habisnya energi total.” Model ini disebut dengan model kontinum sehat sakit yang menyatakan bahwa sehat bersifat dinamis yang berubah setiap waktu sesuai dengan adaptasi individu terhadap berbagai perubahan eksternal maupun internal yang bertujuan untuk mempertahankan keadaan fisik, emosional, intelektual, perkembangan, sosial, dan spiritual. Sedangkan sakit adalah proses dimana individu mengalami kemunduran fungsi dalam satu dimensi atau lebih kehidupannya bila dibandingkan dengan keadaan individu tersebut sebelumnya. Karena sehat dan sakit memiliki kualitas yang relatif maka sebaiknya ditentukan dengan titik tertentu pada skala yang kontinum antara sehat-sakit, dan keadaan sehat atau sakit seseorang harus lebih dikaitkan dengan nilai-nilai, kepribadian, dan gaya hidup seseorang daripada diukur dengan berbagai standar yang absolut.
Seiring dengan berjalannya
waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan menuntut perawat
kontemporer saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai
bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif. Perawat kontemporer menjalankan fungsi dalam kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus, rehabilitator, komunikator dan pendidik (Potter dan Perry, 1997).
Sebagai pemberi perawatan,
perawat membantu klien mendapatkan kembali kesehatannya melalui proses
penyembuhan yang lebih dari sekedar sembuh dari penyakit tertentu namun
berfokus pada kebutuhan kesehatan klien secara holistik, meliputi upaya
mengembalikan kesehatan emosi, spiritual, dan sosial. Sebelum mengambil
tindakan keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi klien, pemberian
perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan
dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi tiap klien. Penetapan ini
dilakukan sendiri oleh perawat atau dapat berkolaborasi dengan keluarga
klien dan dalam keadaan seperti ini perawat juga dapat bekerja sama dan
berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional yang lain (Keeling
dan Ramos, 1995).
Perawat juga berperan
sebagai advokat atau pelindung klien, yaitu membantu untuk
mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil tindakan
untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari efek
yang tidak diinginkan yang berasal dari pengobatan atau tindakan
diagnostik tertentu. Peran inilah yang belum tampak di kebanyakan
institusi kesehatan di Indonesia, perawat masih sebatas menerima
delegasi dari profesi kesehatan yang lain tanpa mempertimbangkan akibat
dari tindakan yang akan dilakukannya apakah aman atau tidak bagi
kesehatan klien. Manajer kasus juga merupakan salah satu peran yang
dapat dilakoni oleh perawat, di sini perawat bertugas untuk
mengatur jadwal tindakan yang akan dilakukan terhadap klien oleh
berbagai profesi kesehatan yang ada di suatu rumah sakit untuk
meminimalisasi tindakan penyembuhan yang saling tumpang tindih dan
memaksimalkan fungsi terapeutik dari semua tindakan yang akan
dilaksanakan terhadap klien.
Seperti yang telah
dijelaskan di paragraf sebelumnya yaitu perawat harus mengembalikan
kondisi klien secara holistik baik fisik maupun sosial dan spiritual
klien ke keadaan sebelum klien menderita penyakitnya. Di sinilah peran
perawat sebagai rehabilitator untuk mengembalikan keadaan klien atau
paling tidak seoptimal mungkin untuk mendekati keadaan seperti sebelum
ia sakit dengan berbagai asuhan keperawatan seperti latihan ROM dan
latihan lain yang dapat membantu klien untuk kembali ke kondisi
kesehatannya seperti semula. Selain di bidang pelayanan kesehatan,
perawat juga memiliki peran sebagai pendidik. Ada dua konteks pendidik
disini, pertama sebagai pendidik di suatu institusi pendidikan
keperawatan untuk mencetak perawat-perawat baru yang berkualitas, dan
kedua adalah sebagai tenaga pendidik yang memberikan pengetahuan
tentang kesehatan kepada masyarakat umum untuk menciptakan lingkungan
yang sadar dan peduli akan pentingnya hidup dalam taraf kesehatan
tertentu.
Keperawatan
terbagi menjadi beberapa fokus bidang yaitu, keperawatan jiwa,
keperawatan medikal bedah, keperawatan maternitas, keperawatan
komunitas, dan keperawatan anak, setidaknya itulah yang berkembang di
keperawatan Indonesia. Pembagian ini dapat kita ambil sebagai salah
satu contoh yang menegaskan bahwa peran perawat sangatlah luas dan
mencakup seluruh daur hidup manusia dari masa fetus (janin) hingga masa
terminal (menjelang kematian). Sesuai dengan KepMenKes
No.1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang indikator Indonesia Sehat
2010,“Pada tahun 2010 itu bangsa Indonesia diharapkan akan mencapai
tingkat kesehatan tertentu yang ditandai oleh penduduknya yang (1)
hidup dalam lingkungan yang sehat, (2) mempraktikkan perilaku hidup
bersih dan sehat, serta (3) mampu menyediakan dan memanfaatkan
(menjangkau) pelayanan kesehatan yang bermutu, sehingga (4) memilik
derajat kesehatan yang tinggi.” Namun pada kenyataannya
indikator-indikator yang menggambarkan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan rakyat Indonesia hingga sekarang di tahun 2008 masih
memprihatinkan.
Indikator yang pertama
menyatakan bahwa pada tahun 2010 nanti diharapkan penduduk Indonesia
hidup dalam lingkungan yang sehat. Perawat dapat menciptakan lingkungan
yang sehat dengan cara mempromosikan perilaku sehat seperti mencuci
tangan sebelum beraktifitas, senantiasa menutup mulut ketika batuk,
tidak meludah sembarangan dan kebiasaan-kebiasaan kecil lainnya. Selain
itu perawat di puskesmas juga dapat secara proaktif dalam mengadakan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat di wilayahnya terkait masalah
kesehatan aktual yang dapat menyebar dengan cepat seperti flu burung
dan demam berdarah. Diharapkan setelah dilakukan hal-hal tersebut,
indikator yang kedua akan terpenuhi yaitu masyarakat memiliki perilaku
sehat yang pada akhirnya membentuk lingkungan yang sehat pula.
Tahun 2010 nanti juga
diharapkan penduduk Indonesia tidak lagi menemukan hambatan yang
berarti dalam menjangkau pelayanan kesehatan baik itu dalam hal ekonomi
atau biaya maupun yang bersifat non-ekonomi seperti jarak pelayanan
kesehatan yang semakin dekat sehingga memudahkan klien yang
membutuhkannya. Dalam hal ini perawat dapat menggunakan metode
kunjungan ke rumah-rumah klien yang membutuhkan pelayanan kesehatan
ataupun dengan menggunakan kemajuan teknologi untuk mempermudah
komunikasi seperti pesawat telepon maupun video conference yang
memang belum begitu berkembang di Indonesia. Selain itu, perawat juga
harus menambah pengetahuannya dengan terus menuntut ilmu ke jenjang
yang lebih tinggi guna meningkatkan kualitas pelayanannya. Perilaku
sehat dan lingkungan yang sehat serta ditunjang dengan fasilitas
kesehatan yang memadai dan kemampuan klien untuk mendapatkan pelayanan,
akan membuat derajat kesehatan juga meningkat
Kondisi di Indonesia
sekarang memang sangat memprihatinkan dan sesungguhnnya merupakan
tantangan yang sangat besar sekaligus kesempatan bagi para perawat
Indonesia untuk menampilkan eksistensinya sebagai profesi kesehatan
yang senantiasa memberikan pelayanan sesuai dengan peran-peran yang
telah penulis sebutkan di paragraf sebelumnya. Namun perlu diakui bahwa
untuk mencapai indikator Indonesia yang sehat di tahun 2010 nanti
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, apalagi kita dihadapkan dengan
beberapa masalah internal di dalam tubuh profesi perawat itu sendiri.
Menjadi perdebatan yang tidak berkesudahan ialah tentang standar
pendidikan perawat yang sangat variatif yang menyebabkan kualitas
lulusan perawat sangatlah beragam di setiap daerahnya sehingga cukup
sulit untuk menetapkan standar kompetensi di tingkat nasional, adapun
masalah yang sebenarnya sangat penting namun mulai mendapatkan respon
negatif di dalam tubuh profesi ini adalah tentang belum tersedianya
sebuah Undang-undang Keperawatan sebagai payung hukum untuk melindungi
para perawat supaya seluruh asuhan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat menjadi legal dan tidak rancu dengan tindakan dari profesi
kesehatan lainnya dan pada akhirnya akan meningkatkan kredibilitas
profesi perawat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar